Jumat, 30 November 2012

Sebenarnya aku mencintaimu hanya saja aku tidak mengatakannya


 Ini berkaitan dengan harga diri! Ya, Itu benar. Seseorang memang harus menghadapimu dengan martabat dan harga diri supaya kau tak menyebutnya sampah. Apalagi mencintai dan dicintai adalah masalah bagiku. Karena apapun yang kau dapat harus selalu kau bayar baik secara tunai maupun kredit. Dunia ini persis pasar, ya kan? apapun harus ada transaksi yang jelas. Kalau tidak, maka kau jadi pencuri. Hukuman bagi Pencuri itu sudah jelas. Jika ada empat orang saksi maka kamu sudah pantas tidak memiliki tangan lagi. Tapi sampai saat ini akui belum juga mengerti apa hukuman yang pantas bagi seseorang yang telah mencuri kepolosan hatiku.

 Setelah bertemu denganmu aku tidak polos lagi. Tapi aku tidak bisa menuduhmu mencuri. Tidak ada bukti. Tidak ada saksi. Hanya Tuhan saja yang tahu bagaimana kau menarik hatiku hingga aku tidak memilikinya lagi.

 Orang yang tidak punya hati, sudah pasti dia bukan manusia. Tapi entahlah, setelah hatiku kau curi aku malah menjadi lebih manusiawi.

 Aku sedang membangun mimpi mengenai suatu negeri ketika kamu datang...

oleh: Yuni Kristianingsih

baca ini pas latian bahasa indonesia tadi :33
sukaaaa

Kamis, 15 November 2012


nemu gituan di blognya deka huahahah isi ah.
1. Tercantik : Lady :3
2. Teramah : Indra (gatau aku kok pingin pilih indra huahaha, eniwe aku masuk nominasi loooh *merasa gaul*)
 3. Terpintar : Yasinta
 4. Terheboh : definitely DEKA! kaya toa gitu -_-
 5. Tertampan : Indra (apalagi abis di petal pak pur itu d('_')b)
6. Ter-Gak-Nyante : Topan
 7. Terkalem : Vinda
8. Teraktif : Nana
 9. Terngangenin : kalo kategori ini sih .... hmmpphfffhahaha. (apa sih aku ngomongin irsa kok :p)
10.Tersilent : Vinda
11.Tercerewet : Sebenernya sih deka -_- , tapi gak ada, ya udah visa deh
12.Tergalau : Iki berat di ijul mbek gegik wakakkaka. loro-lorone kalo galau ..ppft. *I got your AS dudes *wink*
13.Terserah : Ivan (terserah ini terpasrah? Seharusnya aku dong ..)
14.Tersporty : zulfikar (everytime he showed off his ability... kmprttt, *mendemdipojokan*)
15.Termegeli: Definitely Fahmi!
 16.Terajin : Megiii
 17.Terintimidasi : Nana or yasinta, hard choice.

 hasil poling yg asli bisa diliat di blognya deka, aduh sesuatu sekali aku ngisi ginian wakakakak

kangen suju!

Hari hujan



Hari ini hari hujan. Boleh aku mengingatmu sebentar saja?
Bagaimana kabarmu? Lama kita tak berjumpa.
Saat ini, kau pasti sedang terdiam di balik jendela. Menatap syahdu rintikah air yang berjatuhan. Menghirup dalam-dalam bau tanah dan rerumputan basah. Menengadahkan tanganmu mencoba merasakan lembutnya air hujan membasahi kulitmu. Karena bagimu hujan selalu menyenangkan. Karena kau selalu menyukai hujan.
Bagaimana keadaanmu sekarang? Apakah kau bahagia?
Kuharap iya. Karena aku tidak bisa lagi menghapus air matamu. Bukankah kau tau aku tidak pernah menyukai air mata selakyaknya aku tak pernah menyukai hujan? Karena itu kuharap kau bahagia, karena itu kuharap tak ada lagi tangis yang membasahi pipimu.
Apakah kau masih bertanya bagaimana kabarku? Tidak lelahkah kau untuk itu. Bertanya saat kau sudah tau jawabannya, ya aku bahagia, bersama dia. 
Tetapi bagai damai hujan yang terusik guntur menderu-deru. Rasa bersalah masih terselip dalam bahagiaku. Keputusanku untuk meninggalkanmu, hari hujan yang lalu. 
Kuharap hari hujan kali ini tak menghantarkanmu pada kenangan di masa lalu. Kuharap butiran air yang jatuh bisa membasuh lukamu. Kuharap tetes air hujan menghapus memorimu tentang aku. Kuharap alunan rintik hujan bisa menghibur hatimu yang kelu. 
Sudah beribu hari hujan, kuharap kau sudah relakan aku.
Sudah beribu tetes hujan yang jatuh, ku harap kau bisa memaafkan aku.
Untuk kau pecinta hujan, yang bersyukur turunnya hujan kali ini. Kuharap nyanyian rinai hujan  sampaikan maafku. Walau kau tak mau dengarkan itu.

.....

Hari ini hari hujan. Boleh aku mengenangmu sebentar saja?
Bagaimana kabarmu? Lama kita tak bersua.
Saat ini, kau pasti sedang merutuki gelapnya awan dan tetesan air yang jatuh dibalik jendela. Karena bulir-bulir bening itu menjebakmu dalam ruangan. Menghancurkan rencana-rencana yang sudah kau susun matang. Karena hujan mengingatkanmu pada air mata. Karena kau tidak pernah menyukai hujan.
Bagaimana keadaanmu sekarang? Apakah kau bahagia?
Kuharap iya. Karena aku sudah tak bisa lagi memberikanmu bahagia.
Sudah bukan tugasku mengukir senyum di parasmu. Itu tugasnya, karena hanya ia yang bisa.
Cukup lelah aku bertanya keadaanmu, pernah kau bertanya bagaimana aku? Mungkin tidak, tetapi jika kau ingin tau. Aku baik-baik saja. Ya, aku sudah lama berdamai dengan semuanya. Aku sudah lama berdamai dengan kenangan yang mengendap bagai tanah basah dikala hujan. Sudah tidak ada lagi tangis yang berlomba dengan derai hujan. Sudah lama pergi rintihan sakit hati bagai debu yang tersapu air hujan.Bau hujan tak lagi menyeruakkan memori pilu, hanya perasaan damai, perasaan tulus.
Sudah beribu hari hujan, dan aku sudah merelakanmu, membiarkan gumpalan perasaan itu menguap lalu mengering.
Sudah beribu tetes air yang jatuh, dan aku sudah memaafkanmu.
Untuk kau yang benci turunnya hujan kali ini. Kuharap nyanyian rinai hujan  bisa memberitahumu, aku bisa baik-baik saja tanpamu. Walau mungkin kau tak mau tau.




( *nothingpersonal* - ditulis oleh seseorang yang setres nungguin hujan karena kepanasan. Ya Tuhaaan )




Rabu, 31 Oktober 2012

Jadi, mana hal-hal yang terjadi atas pilihan kita sendiri? dan mana hal-hal yang terjadi karena hal tersebut adalah pilihan Tuhan? Jadi haruskah saya menyalahkan diri sendiri, tapi bukankah itu takdir Tuhan? Haruskah saya menyalahkan Tuhan? Bukankah semua ini terjadi karena pilihan-pilihan dan tindakan-tindakan saya di masa lalu?
Tetapi bukankah Tuhan selalu memberikan hasil yang terbaik untuk kita, atas pilihan kita sendiri?
Tapi, manakah pilihan diri sendiri dan mana yang Tuhan pilihkan untuk kita?
Yang mana kau sebut nasib dan yang mana kau sebut takdir?
 #randomthinking

Minggu, 30 September 2012

Untuk apa,

Untuk apa kau bersanding denganku jika aku sudah tak menjadi bahagiamu?

Untuk apa kau masih disini jika cintamu bukan lagi sebuah ketulusan melainkan hanya keterpaksaan?

Untuk apa kau masih tinggal jika tak lagi aku yang ada dalam benakmu?

Untuk apa kau berdiri disampingku jika aku bukan lagi tujuanmu?

Untuk apa kau bersamaku jika alasanmu tinggal hanya agar kuterhindar dari pilu?

Untuk apa kau genggam tanganku saat kau mencoba meraih harapan-harapan baru?

Untuk apa kau tatap dalam mataku jika bukan lagi binar cinta yang kudapat tetapi rasa jenuh dan kebosanan yang berlarut-larut?

Untuk apa kau tetap menemaniku saat waktu bersamaku tak lagi berarti bagimu?

Dan... untuk apa kau berpura-pura seperti itu saat aku sudah bisa membaca isi hatimu?
Lalu ... untuk apa aku berusaha mempertahankamu jika pada akhirnya hanya akan menyusahkanmu?

Cukup.
Aku tak mau kau tersiksa lebih.
Pergi dan berbahagialah.

Dan aku, dengan semampuku akan mencoba merelakanmu.
Dan aku, dengan ikhlasku mendoakan selalu bahagia menyertaimu walau tanpa aku.


Dan aku, akan menemukan kebahagiaan yang lain, ya, tanpa dirimu.